(Baca cerita sebelumnya di THE FOUR MINUTE GANK "Caramel love" 2 )
Ken ditemani Dandi sang ketua osis Gravida yangg terkenal dengan tanggung
jawab besarnya itu untuk mengelilingi skolah brunya.Dandi dngan lancar
menjelaskan stiap ruangan-ruangan yang mereka lewati, tentang fungsi ruangan itu dan
juga orang-orang orang yang berkepintangan apa sehingga masuk diruangan itu.Selain
itu Dandi juga menuju
ke lapangan basket, halaman depan,lapangan football dan juga teman samping yang disebut Dandi hanya untuk para idola2 Gravida.
Ken menghentikan jalannya ketika melewati teman itu,matanya menerawang setiap sudut taman namun telinganya tetap mendengarkan penjelasan Dandi yang juga ikut-ikutan berhenti.
Tatapannya terhenti pada sekelompok cewek-cewek yang duduk dengan kaki bersila di sudut taman, di bawah pohon tua lebat yang tepat berhadapan dengan lapangan basket. Di antara cewek-cewek itu ia memperhatikan seorang cewek yang bersandar di pohon dengan tetap sibuk pada bacaannya. Ken sekarang ingat gadis yang bertabrakan dengannya juga gadis yang selalu ia temui di pemakaman dan gadis itu adalah orang yang sama dengan cewek yang sekarang diperhatikannya.
"Loe tau mereka itu siapa?" tanya Ken pada Dandi.
"yang mana?" tanya Dandi balik dengan mengangkat sebelah alisnya.
Ken menujuk ke tempat cewek tadi lalu menatap Dandi.
"oh mereka?!,"gumam Dandi, Ken mengangguk pelan.
"mereka itu bisa dibilang group cwek idola yang paling berpengaruh di sini. Selain cantik dan juga berbakat ke-4 cewek itu paling disegani, bukan hanya siswa tapi seluruh penghuni Gravida" jelas Dandi panjang lebar.
Ken yang menatap ke taman tetap tak mengalihkan tatapannya "krnapa gitu?" sahutnya.
Dandi mendesah "salah satu dari mereka,pemilik yayasan sekolah ini,yang lain juga donatur tetap dan terbesar" katanya.
Ken manggut-manggut tanda paham "kalau yang itu namanya siapa?" tunjuknya tepat pada gadis di bawah pohon itu.
Dandi mengikuti arah tunjukan Ken sampai akhirnya ia mengerti siapa yang dimaksud.
"dia itu, Tifany Aratha! Cewek jenius yang dewasa, dngan IQ di atas rata-rata dia bahkan mampu menembus nilai seratus dalam pelajaran miss ROS yang semua orang selalu dapat nilai E!!" katanya menjelaskan.
Ken mengangguk, jadi yang namanya Tifany itu cewek jenius dan jega tipe cewek yang tidak mau kalah. Ken bisa menyimpulkan itu drngan krjadian tsdi di kelas.ia tak pernah menyangka akan sekelas dengan cewek itu apalagi posisi duduk mereka cukup saling berjauhan, kalau seandainya cewek itu tidak menjawab semua pertanyaan guru dengan lancar, cepat dan juga benar mungkin ia takkan tergerak untuk menengok ke belakang hanya sekedar memenuhi rasa ingin tahunya pada orang yang terdengar begitu obsesi menjawab. Ken mendesah,dia hendak berbalik menatap Dandi ketika ia menyadari kalau Tifany sedang balas menatapnya, entah sejak kapan cewek itu sadar sedang dijadikan objek dalam pemikirannya saat ini.
Ken tak mengalihkan tatapannya ia tetap membalas tatapan Tifany yang datar tanpa ekspersi itu bahkan saat Dandi menepuk bahunya untuk mengajaknya ke lantai atas,Ken tetap saling baradu tatapan yang entah mengartikan apa sampai mereka berbalik di tikungan menaiki tangga. Ken terdiam di anak tangga pertama sebentar sebelum seruan Dandi menyadarkannya
"Ken buruan"seru Dandi yang sudah ada di atas. Ken tersentak lalu menyusul Dandi.
**
Seperti biasa ke-4 cewek itu berkumpul di taman jika sedang tak ada kerjaan saat istirahat.
Dan dalam sesaat mereka tenggelam dalam kesibukan masing-masing sampai suara Jesica memecahkan keheningan
"Yuri, loe udah bilang sama Neo tentang status loe?" tanyanya, Yuri menggeleng lalu menatap Yoona dan Tifany yang juga menatapnya.
"kenapa belum? bo'ong dalam suatu hubungan itu nggak baik loe Ri!"sahut Jesica menjelaskan, Yuri hanya diam, dia tau ucapan Jesica ada benarnya tapi dia belum juga siap untuk berterus terang pada Neo tentang statusnya sekalipun ia yakin Neo akan paham tapi pasti cowok itu akan bertnya alasan utamanya melamar di cafe sebagai pekerja part time, karena sampai matipun dia tidak akan bilang alasan yang sebenarnya pada Neo yang nantinya akan menurunkan harga dirinya sebagai cewek.
Yuri mendesah dia baru akan menjawab tanggapan Jesica ketika Yoona langsung berkomentar
"jadi loe juga udah sadar,kalau punya pacar 4 sekaligus adalah salah?!"timpalnya cuek,tapi jelas-jelas itu sindiran dan tanpa ditanya mereka juga tau itu sindiran untuk siapa.
"sialan loe" protes Jesica cemberut. Yuri dan yang lain terkekeh geli. Namun begitu melihat Jesica yang akan merajuk Tifany langsung meredakan tawanya sebagai gantinya ia memperhatikan sekitarnya, dan menemukan tatapan mata cowok itu, mata yang mirip dengan mata Denis yang mungkin memperhatikannya sedari tadi.
ke lapangan basket, halaman depan,lapangan football dan juga teman samping yang disebut Dandi hanya untuk para idola2 Gravida.
Ken menghentikan jalannya ketika melewati teman itu,matanya menerawang setiap sudut taman namun telinganya tetap mendengarkan penjelasan Dandi yang juga ikut-ikutan berhenti.
Tatapannya terhenti pada sekelompok cewek-cewek yang duduk dengan kaki bersila di sudut taman, di bawah pohon tua lebat yang tepat berhadapan dengan lapangan basket. Di antara cewek-cewek itu ia memperhatikan seorang cewek yang bersandar di pohon dengan tetap sibuk pada bacaannya. Ken sekarang ingat gadis yang bertabrakan dengannya juga gadis yang selalu ia temui di pemakaman dan gadis itu adalah orang yang sama dengan cewek yang sekarang diperhatikannya.
"Loe tau mereka itu siapa?" tanya Ken pada Dandi.
"yang mana?" tanya Dandi balik dengan mengangkat sebelah alisnya.
Ken menujuk ke tempat cewek tadi lalu menatap Dandi.
"oh mereka?!,"gumam Dandi, Ken mengangguk pelan.
"mereka itu bisa dibilang group cwek idola yang paling berpengaruh di sini. Selain cantik dan juga berbakat ke-4 cewek itu paling disegani, bukan hanya siswa tapi seluruh penghuni Gravida" jelas Dandi panjang lebar.
Ken yang menatap ke taman tetap tak mengalihkan tatapannya "krnapa gitu?" sahutnya.
Dandi mendesah "salah satu dari mereka,pemilik yayasan sekolah ini,yang lain juga donatur tetap dan terbesar" katanya.
Ken manggut-manggut tanda paham "kalau yang itu namanya siapa?" tunjuknya tepat pada gadis di bawah pohon itu.
Dandi mengikuti arah tunjukan Ken sampai akhirnya ia mengerti siapa yang dimaksud.
"dia itu, Tifany Aratha! Cewek jenius yang dewasa, dngan IQ di atas rata-rata dia bahkan mampu menembus nilai seratus dalam pelajaran miss ROS yang semua orang selalu dapat nilai E!!" katanya menjelaskan.
Ken mengangguk, jadi yang namanya Tifany itu cewek jenius dan jega tipe cewek yang tidak mau kalah. Ken bisa menyimpulkan itu drngan krjadian tsdi di kelas.ia tak pernah menyangka akan sekelas dengan cewek itu apalagi posisi duduk mereka cukup saling berjauhan, kalau seandainya cewek itu tidak menjawab semua pertanyaan guru dengan lancar, cepat dan juga benar mungkin ia takkan tergerak untuk menengok ke belakang hanya sekedar memenuhi rasa ingin tahunya pada orang yang terdengar begitu obsesi menjawab. Ken mendesah,dia hendak berbalik menatap Dandi ketika ia menyadari kalau Tifany sedang balas menatapnya, entah sejak kapan cewek itu sadar sedang dijadikan objek dalam pemikirannya saat ini.
Ken tak mengalihkan tatapannya ia tetap membalas tatapan Tifany yang datar tanpa ekspersi itu bahkan saat Dandi menepuk bahunya untuk mengajaknya ke lantai atas,Ken tetap saling baradu tatapan yang entah mengartikan apa sampai mereka berbalik di tikungan menaiki tangga. Ken terdiam di anak tangga pertama sebentar sebelum seruan Dandi menyadarkannya
"Ken buruan"seru Dandi yang sudah ada di atas. Ken tersentak lalu menyusul Dandi.
**
Seperti biasa ke-4 cewek itu berkumpul di taman jika sedang tak ada kerjaan saat istirahat.
Dan dalam sesaat mereka tenggelam dalam kesibukan masing-masing sampai suara Jesica memecahkan keheningan
"Yuri, loe udah bilang sama Neo tentang status loe?" tanyanya, Yuri menggeleng lalu menatap Yoona dan Tifany yang juga menatapnya.
"kenapa belum? bo'ong dalam suatu hubungan itu nggak baik loe Ri!"sahut Jesica menjelaskan, Yuri hanya diam, dia tau ucapan Jesica ada benarnya tapi dia belum juga siap untuk berterus terang pada Neo tentang statusnya sekalipun ia yakin Neo akan paham tapi pasti cowok itu akan bertnya alasan utamanya melamar di cafe sebagai pekerja part time, karena sampai matipun dia tidak akan bilang alasan yang sebenarnya pada Neo yang nantinya akan menurunkan harga dirinya sebagai cewek.
Yuri mendesah dia baru akan menjawab tanggapan Jesica ketika Yoona langsung berkomentar
"jadi loe juga udah sadar,kalau punya pacar 4 sekaligus adalah salah?!"timpalnya cuek,tapi jelas-jelas itu sindiran dan tanpa ditanya mereka juga tau itu sindiran untuk siapa.
"sialan loe" protes Jesica cemberut. Yuri dan yang lain terkekeh geli. Namun begitu melihat Jesica yang akan merajuk Tifany langsung meredakan tawanya sebagai gantinya ia memperhatikan sekitarnya, dan menemukan tatapan mata cowok itu, mata yang mirip dengan mata Denis yang mungkin memperhatikannya sedari tadi.
To be Continue ........
(Apakah cowok yang menatap Tifany itu adalah Denis? Apakah Yuri akan jujur kepada Neo? Baca lanjutannya di THE FOUR MINUTE GANK "Caramel love" 4)
Penulis Imel Sii Ilham Fever
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk setiap komentar dan posting yang dimasukkan ke http://cerpen-awanangin.blogspot.com/, Harap untuk tidak menggunakan kata2 kasar yang menyangkut SARA dan pornografi.